Seperti
yang sama kita semua ketahui, ada dua karakter sifat hewan paling umum yang ada
di dunia ini. Yaitu hewan liar (buas) dan hewan jinak.
Masing-masing
dari mereka memiliki cara tersendiri dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan makhluk lainnya. Juga memiliki perbedaan dalam perawatan/pemeliharaan.
Ada
hewan liar yang bisa diatur dengan cara halus dan ada juga yang harus dibina
dengan cara kasar. Cara ini juga berlaku untuk sifat hewan jinak. Karena tidak
semua hewan jinak bisa diperlakukan dengan cara halus.
Itu
karena hewan hanya menggunakan insting, tidak menggunakan akal atau perasaan. Jadi
klasifikasinya bisa dipelajari dan diilmukan, sehingga kelompok hewan tidak
pernah membutuhkan motivator untuk
menggugah hasratnya dalam menuruti atau mengerti keinginan manusia.
Jadi
kali ini saya akan beropini mengenai Komunikasi dengan hewan tidak sama dengan
komunikasi dengan manusia, namun kadang cara berkomunikasi dengan hewan bisa
diterapkan pada manusia sedangkan cara berkomunikasi dengan manusia belum tentu
bisa (umumnya) diterapkan pada hewan.
Seperti
yang barusan saya baca di Wikipedia, komunikasi adalah Proses Penyampaian Informasi kepada satu pihak kepada pihak lain
yang bisa dilakukan dengan pesan, ide atau gagasan.
Seperti
halnya yang saya lakukan saat ini adalah saya sedang berkomunikasi dengan Anda
melalui pesan atau tulisan. Entah itu nanti ada yang membaca atau tidak,
intinya saya sedang melakukan komunikasi.
Mungkin
dengan membaca judulnya, Anda sudah tidak tertarik untuk membaca. Tapi bagi
saya, ini adalah catatan penting yang harus disampaikan kepada anak dan cucu
kelak.
Manusia
pada umumnya bisa diajak berkomunikasi dengan baik jika hanya memiliki satu
insting seperti hewan, yaitu bertahan hidup. Karena manusia memiliki akal,
pikiran dan hati untuk mencerna setiap informasi yang masuk padanya. Berbeda dengan
hewan yang tidak memiliki akal. Mereka hanya bisa mengangguk dan menggeleng
jika sudah kodratnya atau mengangguk dan menggeleng jika diajarkan.
Berbeda
dengan manusia yang sudah mampu melakukan itu semua hanya dengan melihat,
mempelajari dan memahami lingkungan sekitar. Ini yang sering kita sebut
adaptasi. Sedangkan adaptasi hewan hanya untuk satu insting, yaitu bertahan
hidup.
Manusia
pada umumnya memang sudah mampu berkomunikasi dengan cara verbal dan non
verbal. Cara verbal atau lisan adalah cara yang sering dilakukan untuk memahami
satu sama lain. Sedangkan cara non verbal dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, menggelengkan
kepala, mengangkat bahu dan lainnya.
Hal tersebut diatas sudah jelas
membuktikan bahwa manusia umumnya bisa melakukan komunikasi dengan banyak cara.
Sangat berbeda dengan hewan karena hewan memiliki banyak jenis dan kategori,
sehingga cara berkomunikasinya juga bervariasi.
Tapi kenapa cara berkomunikasi dengan
hewan bisa diterapkan pada manusia?
Jawabannya sederhana, karena sifat-sifat
hewan sudah banyak dimiliki manusia.
Jika kita mau memperhatikan hewan-hewan
sirkus atau hewan yang mampu melakukan atraksi seperti gajah, monyet, anjing,
kuncing, burung, kelinci, dll. Mereka kadang melakukan hal-hal yang diluar
nalar manusia.
Apakah kita pernah berfikir bagaimana
cara berkomunikasi dan mengajari hewan-hewan tersebut agar mau mengerti
ajaran/instruksi dari trainer-nya?
Semua pelatih hewan pada umumnya pasti berkata
mudah karena hanya membutuhkan kesabaran dan keuletan untuk terus memberikan
petunjuk pada hewan yang dilatih. Namun hal ini pasti membutuhkan waktu yang
tidak sebentar. Kalaupun sebentar, itu memang hewan-hewan terpilih.
Poinnya adalah kita ini manusia yang
mudah mengerti banyak cara berkomunikasi, jadi jangan selalu menunggu orang lain menggunakan cara hewan agar kita bisa
mengerti. Memahami setiap informasi yang masuk pada kita tidak selalu
membutuhkan gelar master atau pendidikan tinggi. Yang perlu dilakukan hanya mau memahami informasi tersebut.
Karena manusia bukan hewan.
Manusia diberikan ilmu dan wawasan agar
mampu mencerna informasi yang masuk. Dibekali perasaan agar sensitif terhadap
banyak hal di sekitarnya. Dibekali banyak hal untuk bisa mengelola bumi beserta
isinya.
Karena manusia bukan hewan, maka tunjukkanlah jika itu memang benar adanya.
Hewan dianggap pintar karena bisa menuruti permintaan tuan atau pelatihnya, sedangkan manusia dianggap pintar karena bisa mengerti dan memahami manusia lainnya.
Posting Komentar