11 Juni 2017

Cara Berkomunikasi dengan Hewan Bisa Diterapkan pada Manusia

Seperti yang sama kita semua ketahui, ada dua karakter sifat hewan paling umum yang ada di dunia ini. Yaitu hewan liar (buas) dan hewan jinak.

Masing-masing dari mereka memiliki cara tersendiri dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan makhluk lainnya. Juga memiliki perbedaan dalam perawatan/pemeliharaan.

Ada hewan liar yang bisa diatur dengan cara halus dan ada juga yang harus dibina dengan cara kasar. Cara ini juga berlaku untuk sifat hewan jinak. Karena tidak semua hewan jinak bisa diperlakukan dengan cara halus.

Itu karena hewan hanya menggunakan insting, tidak menggunakan akal atau perasaan. Jadi klasifikasinya bisa dipelajari dan diilmukan, sehingga kelompok hewan tidak pernah membutuhkan motivator untuk menggugah hasratnya dalam menuruti atau mengerti keinginan manusia.

Jadi kali ini saya akan beropini mengenai Komunikasi dengan hewan tidak sama dengan komunikasi dengan manusia, namun kadang cara berkomunikasi dengan hewan bisa diterapkan pada manusia sedangkan cara berkomunikasi dengan manusia belum tentu bisa (umumnya) diterapkan pada hewan.

Seperti yang barusan saya baca di Wikipedia, komunikasi adalah Proses Penyampaian Informasi kepada satu pihak kepada pihak lain yang bisa dilakukan dengan pesan, ide atau gagasan.

Seperti halnya yang saya lakukan saat ini adalah saya sedang berkomunikasi dengan Anda melalui pesan atau tulisan. Entah itu nanti ada yang membaca atau tidak, intinya saya sedang melakukan komunikasi.


Mungkin dengan membaca judulnya, Anda sudah tidak tertarik untuk membaca. Tapi bagi saya, ini adalah catatan penting yang harus disampaikan kepada anak dan cucu kelak.

Manusia pada umumnya bisa diajak berkomunikasi dengan baik jika hanya memiliki satu insting seperti hewan, yaitu bertahan hidup. Karena manusia memiliki akal, pikiran dan hati untuk mencerna setiap informasi yang masuk padanya. Berbeda dengan hewan yang tidak memiliki akal. Mereka hanya bisa mengangguk dan menggeleng jika sudah kodratnya atau mengangguk dan menggeleng jika diajarkan.

Berbeda dengan manusia yang sudah mampu melakukan itu semua hanya dengan melihat, mempelajari dan memahami lingkungan sekitar. Ini yang sering kita sebut adaptasi. Sedangkan adaptasi hewan hanya untuk satu insting, yaitu bertahan hidup.

Manusia pada umumnya memang sudah mampu berkomunikasi dengan cara verbal dan non verbal. Cara verbal atau lisan adalah cara yang sering dilakukan untuk memahami satu sama lain. Sedangkan cara non verbal dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, menggelengkan kepala, mengangkat bahu dan lainnya.

Hal tersebut diatas sudah jelas membuktikan bahwa manusia umumnya bisa melakukan komunikasi dengan banyak cara. Sangat berbeda dengan hewan karena hewan memiliki banyak jenis dan kategori, sehingga cara berkomunikasinya juga bervariasi.

Tapi kenapa cara berkomunikasi dengan hewan bisa diterapkan pada manusia?
Jawabannya sederhana, karena sifat-sifat hewan sudah banyak dimiliki manusia.

Jika kita mau memperhatikan hewan-hewan sirkus atau hewan yang mampu melakukan atraksi seperti gajah, monyet, anjing, kuncing, burung, kelinci, dll. Mereka kadang melakukan hal-hal yang diluar nalar manusia.

Apakah kita pernah berfikir bagaimana cara berkomunikasi dan mengajari hewan-hewan tersebut agar mau mengerti ajaran/instruksi dari trainer-nya?

Semua pelatih hewan pada umumnya pasti berkata mudah karena hanya membutuhkan kesabaran dan keuletan untuk terus memberikan petunjuk pada hewan yang dilatih. Namun hal ini pasti membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Kalaupun sebentar, itu memang hewan-hewan terpilih.

Poinnya adalah kita ini manusia yang mudah mengerti banyak cara berkomunikasi, jadi jangan selalu menunggu orang lain menggunakan cara hewan agar kita bisa mengerti. Memahami setiap informasi yang masuk pada kita tidak selalu membutuhkan gelar master atau pendidikan tinggi. Yang perlu dilakukan hanya mau memahami informasi tersebut.

Karena manusia bukan hewan.

Manusia diberikan ilmu dan wawasan agar mampu mencerna informasi yang masuk. Dibekali perasaan agar sensitif terhadap banyak hal di sekitarnya. Dibekali banyak hal untuk bisa mengelola bumi beserta isinya.

Karena manusia bukan hewan, maka tunjukkanlah jika itu memang benar adanya.

Hewan dianggap pintar karena bisa menuruti permintaan tuan atau pelatihnya, sedangkan manusia dianggap pintar karena bisa mengerti dan memahami manusia lainnya.

Posting Komentar

Ketik dan tekan ENTER untuk pencarian